JADILAH ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN Oleh: Sutrisno, S. Pd.

Sabtu, 03 Oktober 2020

Posisi dan peran Indonesia di bidang ketenagakerjaan dalam lingkup ASEAN

 

Bagaimana MEA Memengaruhi Ketenagakerjaan di Indonesia? 

        Jika melihat kilas balik ke dalam negeri, kondisi ketenagakerjaan di Indonesia bisa dikatakan tidak dalam kondisi yang baik. Berbagai permasalahan tenaga kerja, mulai dari upah, jam kerja, hingga minimnya lapangan pekerjaan semakin meningkatkan angka pengangguran. Pembukaan banyak lapangan pekerjaan dan insentif berupa regulasi yang baik bagi perusahaan sangat penting untuk perkembangan dunia ketenagakerjaan di Indonesia.

        Bagaimana pengaruh ketenagakerjaan ini dengan adanya MEA? Jika ditelaah, seharusnya MEA menjadi kesempatan yang sangat bagus bagi tenaga kerja Indonesia dalam mendapatkan pekerjaan karena kehadiran MEA akan membuka negara-negara lain di Asia Tenggara untuk menerima tenaga kerja dari Indonesia. Bagi pengusaha, MEA bisa menjadi jalan bagi mereka untuk bisa merekrut tenaga kerja berkualitas untuk lebih meningkatkan value dari perusahaan mereka. Tentunya diharapkan kualitas output-nya menjadi meningkat.

          Hanya saja, perlu digarisbawahi bahwa MEA bisa memunculkan risiko yang berdampak pada ketenagakerjaan di Indonesia. Persaingan tenaga kerja menjadi poin yang wajib diwaspadai. Para perekrut tenaga kerja tentunya menginginkan orang-orang profesional yang ahli dalam bidangnya. Sayangnya, dilihat dari segi pendidikan dan produktivitas, Indonesia masih kalah dengan tenaga kerja dari Malaysia, Singapura, dan Thailand.

       Kualitas yang belum bisa bersaing dengan tenaga kerja negara lain ini bisa menimbulkan masalah. Perlu diketahui bahwa kebanyakan tenaga Indonesia masih banyak yang berpendidikan rendah. Minimnya akses pendidikan dan semakin mahalnya biaya pendidikan setiap tahun menjadi akar masalah yang perlu dituntaskan.

Bagaimana Mempersiapkan Tenaga Kerja dalam Menghadapi MEA?

Jika tujuannya adalah daya saing, mau tidak mau tenaga kerja Indonesia harus meningkatkan kualitasnya. Indonesia perlu lebih baik dalam menetapkan kebijakan terkait dengan pendidikan ataupun kesehatan, khususnya bagi tenaga kerja yang disiapkan untuk bersaing dalam MEA. Indonesia perlu lebih banyak membuka pelatihan-pelatihan dan workshop seputar ketenagakerjaan. Bisa berupa keterampilan berbahasa Inggris, kemampuan mengoperasikan komputer, ataupun bagaimana bersikap yang perlu dijaga selama bekerja.

Untuk tenaga kerja yang bekerja di sektor informal, persiapan mental juga perlu dilakukan. Jangan sampai sudah mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan, pada saat sudah berada di luar negeri justru menjadi inferior berhadapan dengan pekerja negara lain. Mental yang baik dan positif sangat bisa menunjang pekerjaan menjadi lebih baik.

Karena MEA adalah proyek massal, perlu adanya peran serta masyarakat selain juga didukung kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran dari Pemerintah. Masyarakat khususnya yang akan menjadi tenaga kerja juga harus menyadari perihal adanya MEA di Indonesia. Tanpa perlu paksaan dan imbauan, dengan kesadaran sendiri, mereka akan meningkatkan kualitas diri pribadi agar mampu bersaing dengan tenaga kerja negara lain.

Perbaikan Kualitas Sumber Daya Manusia Menjadi Kunci Sukses dalam MEA

Dalam menghadapi MEA, dengan masih minimnya tingkat kualitas tenaga kerja Indonesia, khususnya untuk tenaga kerja informal, perlu sesegera mungkin membuat kebijakan-kebijakan agar meningkatkan standar kualitas tenaga kerja Indonesia di mata dunia. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah berupaya untuk memperketat regulasi penerimaan tenaga kerja asing di Indonesia dengan memberikan syarat-syarat ketat yang harus dipenuhi tenaga kerja asing. Hal ini bisa menjadi angin segar bagi tenaga kerja Indonesia untuk lebih siap lagi meningkatkan kualitas dalam persaingan global.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar